Saturday, July 8, 2017

Duterte Kunjungi Kamp Militer Dekat Marawi Guna Berantas ISIS


Tenteng Senapan, Duterte Kunjungi Kamp Militer Dekat Marawi


foto: bertha/GARASInews


Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte melakukan kunjungan mendadak ke kamp militer dekat kota Marawi, yang sedang dilanda pertempuran melawan militan lokal pro-ISIS (Islamic State of Iraq and Syria). Duterte tampil beda dengan pakaian ala militer sambil menenteng senapan.

Seperti dilansir GARASInews, Sabtu (8/7/2017), foto dan rekaman video yang dirilis Kantor Komunikasi Kepresidenan Filipina menunjukkan kepala negara berusia 72 tahun itu mengenakan seragam loreng khas militer. Sebuah senapan submesin dicangklong di bahunya.


foto: bertha/GARASInews


Duterte berjalan kaki bersama para ajudan dan tentara Filipina menuju ke sebuah kamp militer, yang berjarak 25 kilometer dari kota Marawi. Duterte seharusnya terbang langsung ke medan pertempuran, tapi cuaca buruk membuat rencana itu batal.

"Menempatkan diri Anda pada bahaya adalah satu hal, tapi terkadang Anda perlu menunjukkan diri Anda dengan tekad untuk melindungi republik ini," sebut Duterte dalam kunjungan di kamp militer itu.

Lebih lanjut, Duterte menegaskan dirinya tidak sabar untuk mengunjungi area konflik di Marawi begitu pertempuran berakhir. Kunjungan ini, sebut Duterte, bertujuan untuk menunjukkan solidaritas pada rakyat.

Pertempuran di Marawi sudah berlangsung selama lebih dari 6 minggu terakhir, setelah ratusan militan pro-ISIS menyerang kota di wilayah selatan Filipina itu. Hingga kini, militan pro-ISIS masih menguasai sejumlah gedung di kota itu. Sekitar 300 warga sipil diyakini terjebak di kota itu.


foto: bertha/GARASInews


Dalam pernyataannya, otoritas Filipina menyebut pertempuran di Marawi menewaskan 353 militan, 87 tentara dan polisi serta 39 warga sipil. Nyaris 400 ribu warga kota Marawi dan sekitarnya terpaksa mengungsi akibat konflik ini.

Duterte memberlakukan hukum darurat militer di seluruh wilayah Mindanao, yang menjadi lokasi Marawi, sejak 23 Mei saat serangan terjadi. Saat itu Duterte menyebut ISIS berusaha mendirikan kekhalifahannya di Mindanao. "Jika pasukan militer dan polisi memberitahu saya bahwa situasinya sudah tidak kritis, maka itulah saatnya saya mencabutnya (darurat militer)," tegas Duterte pada Jumat (7/7) waktu setempat.


Texas Terancam Ledakan Kimia, Usai Diterjang Badai Harvey

Texas, GarasiNews - Tidak hanya dievakuasi karena banjir, wara Texas, AS, juga terpaksa dievakuasi karena sebuah pabrik kimia rawan mel...